Hasan adalah seorang mahasiswa UGM jurusan Ilmu Sosial Dan Ekonomi. Hasan berasal dari sebuah desa terpelosok yaitu di Kabupaten Tegal. Hasan merupakan mahasiswa yang mempunyai keterbatasan ekonomi oleh karena itu ia tidak lulus lulus dari kuliahnya. Ayahnya hanya seorang pensiunan TU SD dan Ibunya hanya seorang Ibu rumah tangga, hasan juga mempunyai dua orang adik yang harus dibantu untuk biaya sekolahnya. Untuk menghidupi dirinya sendiri di perantauan ia terpaksa kerja serabutan dan juga harus membantu kedua adiknya bersekolah. Tetapi dengan keterbatasan ekonominya hasan tidak pantang mundur dan terus berjuang, Hasan juga selain menjadi Mahasiswa ia juga mempunyai pekerjaan yaitu freelance translator.
Di tengah-tengah sibuknya hasan mengerjakan tugas akhir yaitu skripsi tiba-tiba ibunya menelfon, selain menanyakan kabar ibunya juga selalu bertanya kapan ia lulus karna keluarganya ingin ia cepat lulus dan dapat pekerjaan untuk bisa memperbaiki ekonomi keluarga,tetapi nyatanya itu akan lama karena keterbatasan ekonomi. Meskipun dulu bapaknya hasan menujual tanah pekarangan yang tak lain itu adalah tanah warisan, demi anaknya bisa kuliah di universitas yang terbilang besar,bagus dan tentunya harganya juga fantastis.Tetapi Hasan selalu bilang kepada ibunya “sebentar lagi aku lulus”,karena tidak ingin membebani pikiran oragtuanya. Ayahnya juga sering sakit-sakitan dan membutuhkan banyak biaya untuk berobat tetapi bagaimana, ia hanya perlu sabar,berdoa,dan ikhtiar. Selain menjadi ibu rumah tangga ibunya juga sering berdagang kue kue basah di pasar untuk biaya sehari-hari seperti biaya sekolah adik adiknya hasan,dan biaya hidup yang sangat sederhana.
Pada saat hasan sedang dikosan tiba-tiba temannya datang menyerahkan surat dari adiknya yang kedua yaitu tentang keluh kesah adiknya selama ini. Sangat panjang yang diutarakannya,dan yang paling menurut saya menohok dan membuat terharu yaitu “kak hasan tahu kenapa bapak pensiun dan sekarang stroke? Itu karena setiap hari bapak selalu memikirkan biaya kuliah kakak disana dan kenapa belum lulus,tetapi bapak tidak pernah mengeluh dan menceritakannya karena takut kakak kepikiran”. Sangat menyentuh dan saya sedikit tertampar karena mengingat perjuangan bapak juga yang telah membiayai pendidikan anaknya ini sedangkan saya disini terkadang menyepelekan tentang pendidikan.
Tak lama dari membaca surat itu tiba-tiba hasan mendapat kabar bahwa bapaknya masuk rumah sakit karena struk nya kambuh. Tak usah ditanya lagi hasan langsung lemas dan menangis tersedu-sedu dan mengingat biaya berapa yang akan di keluarkan untuk penyakit bapaknya ini tentunya sangat mahal sedangkan hasan dan keluarganya tidak mempunyai uang yang se banyak itu. Dan hasan mendapatkan ide untuk mminta tolong kepada teman organisasinya,dan temannya membantu menghubungi orang orang yang bisa bantu hasan,singkat cerita ia mendapatkan bantuan tetapi hasan harus bisa mengajarkan anak dari orang yang membantu itu untuk mengajarkan TOEFL yang menghasilkan 550 nilainya,kebetulan hasan adalah freelance translator dan insyaallah ia bisa meskipun berat dengan nilai yang besar itu tetap ia ambil karena ini sangat mendesak demi bapaknya yang ia cintai.
Dan besoknya hasan berangkat ke kampung asalnya yaitu tegal dan langsung menemui bapaknya di rumah sakit. Hal yang sangat menyentuh yaitu hasan sangat mencintai dan sayang kepada bapaknya, dengan kesabaran hasan dan ikhtiar alhamdulillah bapaknya hasan sembuh dari struknya karena ketika hasan menunggu di rumah sakit ia selalu tersenyum dan selalu menghibur bapaknya agar tidak down lagi. Hasan selalu bilang kepada bapaknya bahwa ia punya pekerjaan yang layak dan gaji nya lumayan sehingga bisa membayar biaya rumah sakit dan memperbaiki ekonomi keluarga, padahal hasan berbohong tetapi demi kebaikan bapaknya ia rela berbohong meskipun memang hasan mempunyai pekerjaan yaitu translator yang gaji nya tidak menentu.
Pesan yang dapat saya ambil adalah sesibuk apapun kamu tetap prioritaskan orangtua mu dan tetap berbakti kepada orang tua. Dan ingat perjuangan orang tuamu yang telah mebiayai hidup dan sekolahmu dengan susah payah,dengan membaca novel ini saya jadi sadar bahwa saya disini yang sedang mengemban ilmu jangan bermalas malasan dan tetap fokus ke satu tujuan. Jangan sampai mengecewakan usaha orangtuamu dengan kemalasanmu. Dan saya bersyukur bahwa oragtua saya masih mampu untuk membiayai hidup dan sekolah. dan ingat kasih sayang orangtuamu yang selalu mengalir deras. Kadang juga tidak memprioritaskan orangtua dan pada akhirnya menyesal. Usahakan prioritaskan orangtuamu selagi masih ada. Saya sekarang menyesal karena kadang tidak memprioritaskan mamah dan sekarang ia telah tiada,rasanya menyesal dan trauma untuk tidak memprioritaskan mamah. Dan sekarang tinggal ada bapak dan sekarang ingin mengusahakan memprioritaskan beliau walaupun sesibuk apapun,karena trauma itu saya belajar untuk menjadi lebih baik.